JENIS-JENIS DAN PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DI TAMAN HUTAN RAYA PROF. IR. HERMAN JOHANNES KECAMATAN AMARASI KABUPATEN KUPANG
Abstract
Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir. Herman Johannes merupakan kawasan hutan yang dilindungi oleh pemerintah yang terletak di wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kupang tepatnya berada diantara 2 (dua) wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Amarasi dan Kecamatan Amarasi Selatan. Rotan merupakan jenis palem memanjat yang termasuk dalam family Palmae yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Rotan digunakan oleh masyarakat sebagai bahan anyaman, pembuatan kursi, tali sebagai bahan pengikat dan lain sebagainya. Mengingat pengetahuan akan jenis rotan yang ada di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir Herman Johannes tidak maksimal atau belum teridentifikasi jenis-jenisnya untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis rotan apa saja dan bagaimana pemanfaatannya oleh masyarakat di Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir. Herman Johannes. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kombinasi teknik garis transek (line transect) dengan teknik sampling kuadran. Analisis data meliputi jenis rotan dimana data yang diperoleh dianalisis untuk menetukan kerapatan, frekuensi dan dominasi. Sedangkan analisis pemanfaatan rotan dilakukan dengan Index of Cultural Significance (ICS) atau indeks kepentingan budaya. Dari hasil penelitian didapatkan dua spesies rotan yaitu Rotan Balukbuk (Calamus burkianus Becc) dengan nilai kerapatan 0,008 Ind/Ha, frekuensi 0,18, dominasi 0,034 mm/Ha, dan nilai ICS 7, sedangkan Rotan Samare (Plectocomiopsis mira J.Dransf) memiliki nilai kerapatan 0,024 Ind/Ha, frekuensi 0,68, dominasi 0,002 mm/Ha, dan nilai ICS 8,5.
Downloads
References
Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kupang. 2013. Profile Daerah Kabupaten Kupang.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Kupang. 2017. Blok Pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir. Herman Johannes. Kabupaten Kupang.
Dishut Provinsi Sumatera Utara. 2008. Gambaran Umum Hasil Hutan Bukan Kayu (Rotan dan Bambu) di Provinsi Sumatera Utara. Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Ditjen PHKA, Dephut Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. 1996. Pola Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, Taman Buru, dan Hutan Lindung. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutanan,Yogyakarta.
Dransfield, J. dan N. Manokaran. 1996. Sumber daya Nabati Asia Tenggara: Rotan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta dan Prosea Bogor.
Gintera dan Pika. 2009. Pengelolaan Taman Hutan Raya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.
Grieve, M., 2006. A,. Modern Herbal VI. United States: Kessinger PublishingHardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Edisi III. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Institus Pertanian Bogor, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2013. Jurnal Ekologi dan Bioprospeksi Bambu Di Kawasan Taman Wisata Alam, Gunung Baung, Pasuruan, Jawa Timur.
Januminro. 2000. Rotan Indonesia: Potensi, Budi Daya, Pemungutan, Pengolahan, Standar Mutu, dan Prospek Pengusahaan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Jasni, Damayanti R, dan Kalima T. 2007. Atlas Rotan Indonesia Jilid 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Jasni, Krisdiyanto, Kalima T, dan Abdurachman. 2012. Atlas Rotan Indonesia Jilid 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.
Jumiati, Elly, Dwidjono Hadi Darwanto, Slamet Hartono, dan Masyhuri. 2012. Studi Etnobotani Rotan Sebagai Bahan Kerajinan Anyaman Pada Suku Anak Dalam Di dusun lll Senami, Desa Jabak, Kabupaten Batang hari, Jambi.
Kalima T, 2008. Keragaman Spesies Rotan Yang Belum Dimanfaatkan di Hutan Tumbang Hiran, Katingan, Kalimantan Tengah.
Kalima T. dan Jasni 2010. Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan Lindung Batu Kapar,Gorontalo Utara. Jurnal penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Kalima.T,. 2015. Keanekaragaman spesies rotan di Jawa Barat dan prospek pengembangan
MacKinnon., J., Phillipps, K. dan Balen, B.V. 2000. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika (Terjemahan). Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Muhdi. 2008. Prospek, Pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu Rotan. Skripsi. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.
Pieroni, A., 2001. Evaluasi signifikansi budaya botani makanan liar yang secara tradisional dikonsumsi di Northwestern Tuscany, Italia. Ethnobiology Jurnal.
Plantamor. 2008. Plantamor Situs Dunia Tumbuhan
Purwanto Y, E.B. Waluyo, S. Susiarti dan D. Komara. 2003. Evaluasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Kawasan Konservasi PT. Wira Karya Sakti. Puslit Biologi.
Purwanto Y, E.B. Waluyo dan JJ Afriastini. 2009. Analisis nilai kepentingan budaya hasil hutan bukan kayu (NTFPs) untuk valuasi potensi dan kemungkinan pengembangannya. Dalam: Y Purwanto, EB Waluyo dan A Wahyudi (Eds). Valuasi Hasil Hutan Bukan Kayu Setelah Pembalakan (Kawasan Konservasi PT Wira Karya Sakti Jambi).
Rachman, O., & Jasni. (2013). Rotan : Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannya. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Sinambela, A. 2011. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Rotan oleh Masyarakat Kabupaten Langkat. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Taman Hutan Raya Prof. Herman Johannes Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang.
Uhl, N.W. and J, Dransfield, 1987. Genera Palmarum: A classification of Palms based on the work of Harold E Morne Jr. The LH Bailey Hortorium and The International Palm Society. Allen Press,Lawrence, Kansas
Waluyo. T.K., 2008. Teknik ekstraksi tradisional dan analisis sifat-sifat jernang asal Jambi. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Wijaya. J,.Gunawan 1999. Penelitian Penyusunan Rencana Tata Letak (Site Plan) Taman Hutan Raya Prof. Herman Johannes.Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kerjasama Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Universitas Cendana dengan Dinas Kehutanan Dali I Nusa Tenggara Timur. Kupang.